Kelompok 1 Materi Sepak Bola
Nama
kelompok :
-gunawan
-seri rahayu
-
A.SEPAK BOLA
1.
Formasi Permainan Sepak Bola
Sepak bola adalah
permainan beregu, yang terdiri atas 11 orang. Permainan ini mengutamakan
kerjasama antarpemain seregu untuk memenangkan pertandingan.
Untuk menjalin kerjasam
yang baik diperlukan pengertian antara satu pemain dengan pemain lainnya. Hal
ini berlaku baik dalam situasi menyerang maupun dalam keadaan bertahan.
Pengertian dan kerjasama ini juga disesuaikan dengan tugas dan fungsi posisi
dari setiap pemain di lapangan. Pegaturan tugas serta fungsi setiap pemain pada
umumnya terdapat dalam system permainan. Oleh karenanya, baik sebagai pemain
maupun sebagai Pembina, harus memahami system-sistem utama yang dipakai dalam permaina
sepak bola.
Formasi (system) dalam
permaina sepak bola adalah cara penempatan, ruang gerak serta pembagian tugas
dari setiap pemain dengan posisi yang ditempatinya. Hal tersebut berlaku baik
pada saat melakukan penyerangan maupun pada waktu melaksanakan pertahanan.
Dengan system ini, setiap pemain telah mengetahui tugas utamanya, daerah atau
ruang gerak masing-masing, memahami apa yang harus dilakuka pada saat
menyerang, dan kemana harus bergerak, serta siapa yang harus dijaga kalau
pihaknya kalah bola.
Dengan formasi, maka
pola penyerangan dan pertahanan akan terkoordinir, dan kerjasama akan lebih
terarah. Setiap formasi mempunyai cirri-ciri tersendiri dan menuntut kualitas
atau tingkat kemampuan pemain yang berbeda. Bahkan setiap posisi dalam system
tertentu memerlukan kualitas pemain yang tidak sama. Sebagai contoh, pemain
lapangan tengah (gelandang) dalam formasi 4-2-4 merupakan pemain yang lebih
komplit kemampuannya dibandingkan dengan tuntutan pemain lapangan tengah dalam
formasi WMatau formasi 4-3-3.
Suatu tim sebelum
menggunakan atau menerapkan suatu system tertentu, perlu terlebih dahulu
mengkaji materi pemain yang dimiliki. Kualitas pemain yang ada harus sesuai
dengan tuntutan system yang akan digunakan.
Beberapa formasi
permainan sepak bola yang sering digunakan, di antaranya: formasi 4-2-4, 4-3-3,
4-4-2, dan 1-3-3-3. Formasi tersebut akan dipaparkan satu-persatu sebagai
berikut.
a.Formasi 4-2-4
Formasi 4-2-4 lahir di
Inggris dan kemudian berkembang luas. Formasi 4-2-4 mendapat penghormatan dari
Negara Brasil, karena tim nasionalnya berhasil menjadi juara dunia dengan
menerapkan formasi ini pada 1958. Formasi 4-2-4 digambarkan sebagai berikut.
1 =
Penjaga gawang
2 =
Back kanan
3 =
Back kiri
4 =
center back
5 =
center back
6 =
gelandang kanan
7 =
Gelandang kiri
8 =
Kanan luar
9 =
Striker
10 =
Striker
11 =
Kiri luar
Cara melakukan formasi
4-2-4 adalah sebagai berikut.
1)Empat pemain belakang
merupakan pertahanan yang kuat. Kedua pemain tengah (center back)
bermain berdampingan satu sama lain secara diagonal. Salah satu di antara center
back ini ikut bergerak maju saat tim sedang melakukan serangan.
2)Kedua back (kiri/kanan)mendapat
bantuan penuh dari center backmasing-masing, agar dapat lebih
memusatkan perhatian pada penyerang sayap lawan. Dalam system ini,
masing-masing back dapat membantu penyerangan, bergantung dari
rusuk manan penyerangan itu dilakukan.
3)Kedua pemain lapangan
tengah (gelandang) merupakan pemain yang paling sibuk, mereka harus menjelajah
lapanga dengan radius yang luas. Kedua pemain ini bertugas membangun serangan,
dan harus ikut dalam bertahan jika timnya mendapat serangan.
4)Keempat pemain
penyerang mempunyai tugas utama menyerang. Kedua pemain sayap ikut dalam usaha
membangun serangan, yang dimulai dari garis tengah lapangan. Kedua pemain sayap
harus menyadari posisi mereka, yakni dengan berlari menuju garis gawang lawan.
5)Kedua pemain penyerang
tengah yang merupakan dua ujung tombak penyerangan merupakan bahaya permanen
bagi gawang lawan. Untuk membuyarkan pertahanan lawan, kedua penyerang tengah
ini harus sering bertukar posisi dan mencoba untuk menyelesaikan gerakan awal
yang dilakukan oleh pemain lain (terutama pemain sayapnya). Di samping itu,
tugas lainya adalah untuk membuka “celah” bagi pemain-pemain yang dating
menyerang dari lapangan tengah.
b.Formasi 4-3-3
Formasi ini lebih
fleksibel dan merupakan variasi formasi 4-2-4 dengan menarik salah satu pemain
depan ke posisi gelandang. Pertahanan hamper sama dengan formasi 4-2-4 hanya
perbedaannya pada formasi ini pertahanan mendapat dukungan yang lebih baik dari
tiga pemain lapangan tengah, yang mengisi daerah depan area pertahanan. Dengan
kombinasi ini, kedua pemain belakang (full back)dan pemain lapangan
tengah dapat melakukan terobosan. Biasanya ketiga penyerang melakukan tekanan
terhadap pertahanan lawan, dan harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk
mencetak gol. Pemain ini harus dapat membuka celah untuk pemain lainnya dengan
jalan untuk menyibukkan pemain belakang lawan. Formasi 4-3-3 dapat digambarkan
sebagai berikut.
1 =
Penjaga gawang
2 =
Back kanan
3 =
Back kiri
4 =
Poros haling/center back
5 =
Poros haling/center back
6 =
Gelandang kanan
7 =
Gelandang tengah
8 =
Gelandang kiri
9 =
Kanan luar
10 =
striker
11 =
Kiri luar
Cara melakukan formasi
4-3-3 adalah sebagai berikut.
1)Dukungan
pemain lapangan tengah menguntungkan bagi kestabilan pertahanan.
2)Pemain
lapangan tengah dapat melakukan terobosan yang tiba-tiba kea rah pertahanan
lawan.
3)Pemain
gelandang tengah berperan sebagai “pengatur” dalam membangun permainan,
mengatur penyerangan dan juga memperhatikan pertahanan.
4)Dari
ketiga penyerang diperlukan seorang yang mengendalikan komando yang dapat
melancarkan serangan, sehingga senantiasa membahayakan gawang lawan. Dia harus
mampu menjalin kerjasama dan menyatukan sesame penyerang.
5)Pemain
sayap dapat bergerak lebih bervariasi dari pada pemain sayap formasi 4-2-4.
6)Di
samping gerakan perorangan seperti terobosan ke garis gawang lawan, cirri
khusus formasi 4-3-3 adalah pertukaran posisi antar pemain yang banyak sekali
dilakukan.
c.
Formasi 4-4-2
Formasi ini secara
otomatis memiliki kecendrungan dapat membuat barisan pertahanan lebih baik dan
suatu penignkatan keseimbangan dilapangan tengah. Formasi 4-4-2 dapat
digambarkan sebagai berikut.
1 =
Penjaga gawang
2 =
Back kanan
3 =
Back kiri
4 =
Poros haling/center back
5 =
Poros haling/center back
6 =
Gelandang kanan
7 =
Gelandang tengah
8 =
Gelandang tengah
9 =
Gelandang kiri
10 =
Striker
11 =
Striker
Cara melakukan formasi
4-4-2 adalah sebagai berikut:
1)Di depan daerah
pertahanan, barisan pertahanan diperkuat empat pemain lapangan tengah, yang
sekaligus memungkinkan untuk mengendalikan lapangan tengah dengan lebih baik.
2)Jika dilakukan dengan
cara yang benar, maka system ini hanya secara temporer memerlukan bantuan
dilapangan tengah. Terobosan-terobosan sebanyak mungkin harus dilakukan dari
lapangan tengah, dan langsung mengancam lawan. Dengan kata lain, pemain
lapangan tengah harus mempunyai kemampuan yang sama dengan penyerang dalam
mencetak gol.
3)Kedua pemain harus
membuat pemain belakang lawan sibuk dan senantiasa mengancam gawang lawan. Di
samping itu, mereka juga harus dapat membuka ruang bagi rekan setimnya (pemain
lapangan tengah) dengan melakukan gerakan-gerakan individual seperti membawa
bola, menahan bola beberapa saat dan hal-hal lainnya, seperti mengoper bola,
melakukan gerak tipu dan sebagainya.
4)Perlu diingat jika
“barisan kedua” pada lapangan tengah ternyata tidak berbahaya bagi gawang lawan
(karena kualitas pemain lapangan tengah yang tidak mendukung), maka system ini
tidak akan berhasil.
d. Formasi
1-3-3-3
Formasi 1-3-3-3 hampir
mirip dengan formasi 4-3-3. Perbedaannya terletak pada formasi barisan
pertahanan. Seorang center back tidak berdampingan, melainkan masing-masing
muka-belakang. Pemain yang paling belakang pada prinsipnya tidak menjaga
seorang lawanpun, tetapi membantu rekan setimnya dan melindungi daerah
pertahanan. Formasi 1-3-3-3 dapat digambarkan sebagai berikut:
1 =
Penjaga gawang
2 =
Libero
3 =
Back kanan
4 =
Center back
5 =
Back kiri
6 =
Gelandang kanan
7 =
Gelandang tengah
8 =
Gelandang kiri
9 =
Kanan luar
10 =
Striker
11 =
Kiri luar
Cara melakukan formasi
1-3-3-3 adalah sebagai berikut.
1)Pemain
belakang tengah (center back) berada pada posisi di belakang ketiga
pemain bertahan lainnya. Pemain ini biasa disebut Libero.
2)Pemain libero terkait
dengantugas penjagaan tertentu. Dia merupakan pemain “bebas” yang tugasnya
melapis atau membantu pertahanan dan melindungi daerah berbahaya.
3)Pemain yang berada di
depan libero dapat melakukan penjagaan satu lawan satu (man
to man marking). Resiko untuk dilewati atau di-lob menjadi
lebih kecil karena posisi libero yang ada di belakang.
4)Dari posisinya yang
“dibelakang”, seorang libero mempunyai pandangan yang luas
terhadap jalannya permainan. Dengan demikian, libero bertugas
mengatur dan mengendalikan seluruh lini pertahanan. Dengan posisi yang benar,
maka serangan pihak lawan akan tertuju ke arah libero. Dengan
mencari saat yang tepat, liberodapat melakkan tindakan yang
menghambat serangan lawan.
5)Jika fungsi libero dibatasi
hanya pada kegiatan pertahanan, maka system 1-3-3-3 ini berkurang sifat
offensifnya. Oleh sebab itu, liberotidak harus dianggap sebagai
“penyapu” (sweeper) saja, namun juga harus dapat ikut membantu serangan
pada saat yang tepat. Jika hal tersebut terjadi, maka tempat yang ditinggalkan
oleh libero harus diisi oleh stopper yang
lain.
2.
Perwasitan dalam Sepak Bola
a.
Syarat-syarat menjadi wasit
Untuk menjadi wasit
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) Berbadan
sehat menurut keterangan dokter (tidak berkaca mata, tidak buta warna dan
penglihatan baik).
2) Umur
antara 24 sampai 40 tahun
3) Berijazah
SMA atau yang sederajat.
4) Memahami
dan melaksanakan janji wasit.
JANJI WASIT
Saya berjanji dengan
sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban saya sebagai wasit dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dasar dan tujuan PSSI dan
menjalankan semua peraturan PSSI/KOMDA dengan sebaik-baiknya, demi keluhuran
Korp Wasit pada khususnya dan keolahragaan pada umumnya.
b.
Pakaian dan perlengkapan wasit
1)
Baju lengan pendek atau panjang, celana pendek, kaos kaki, sepatu sepak bola.
Di dada sebelah kiri dipasang badge menurut haknya dan menurut
ketentuan.
2)
Peluit diikat dipergelangan tangan.
3) Notes (buku
kecil) dan pensil atau alat tulis yang lain.
4)
Jam wasit, stop watch atau jam tangan.
5)
Uang logam untuk undian.
6)
Cadangan peluit dan pensil atau alat tulis yang lain.
7)
Kartu merah dan kartu kuning.
c.
Kerjasama antara wasit, hakim garis, dan wasit cadangan
Dalam memimpin suatu
pertandingan, wasit dibantu oleh dua orang hakim garis. Tugas dan kewenangan
yang diberikan kepadanya dimulai setelah memasuki lapangan permainan. Wasit dan
hakim garis saling mengisi kekurangan, saling membantu dan bekerjasama yang
baik.
Berhasil atau tidaknya
seorang wasit dalam memimpin pertandingan ditentukan dengan kemampuan kedua
pembantu wasit tersebut. Wewenang dan tugas wasit dan hakim garis pada
hakekatnya harus dimengerti sebagai kerjasama.
1) Tugas seorang wasit
a) Menegakkan
dan menjalankan peraturan.
b) Tidak
menjatuhkan hukuman pada saat-saat wasit itu yakin bahwa dengan jalan menghukum
akan member keuntungan kepada regu yang melanggar.
c) Membuat
catatan jalannya permainan.
d) Memberikan
tendangan bebas langsung atau tidak langsung.
e) Memberikan
tendangan hukuman (penalty kick).
f) Memberikan
teguran (peringatan teguran/peringatan ringan), peringatan (kartu kuning) dan
atau mengeluarkan pemain (kartu merah).
g) Menhentikan
permainan untuk sementara atau seterusnya.
h) Menentukan
apakah bola yang akan digunakan untuk pertandingan memenuhi syarat.
2) Tugas
hakim garis
a) Membantu
tugas wasit dengan berpegang teguh kepada peraturan-peraturan yang sudah
ditentukan.
b) Memberi
isyarat kepada wasit dalam hal-hal sebagai berikut.
(1) Bila bola di luar
permainan, harus dilakukan tendangan sudut atau tendangan gawang, serta bila
terjadi bola keluar melalui garis samping harus menetukan regu mana yang berhak
untuk melakukan lemparan ke dalam.
(2) Apakah pemain dalam
posisi off-side
3) Tugas
wasit cadangan
a) Menggantikan
wasit atau hakim garis (bilamana ada yang berhalangan).
b) Mengurusi
pergantian pemain.
c) Memberi
isyarat wasit bila pertandingan telah selesai.
d) Melarang official regu
masuk ke dalam lapangan.
e) Menerima
isyarat dari wasit tentang nilai dan penghentian pertandingan.
f) Memberikan
pendapatnya bila diminta oleh wasit utama.
0 komentar:
Posting Komentar